Drama Keren Bagus Terbaik
Hari : “Biskuit biskuit, biskuit murah biskuit enak beli neng beli buk murah murah” Ima : “Bang bang, bang biskuit” (dengan irama manja) Hari : “Ia neng” (sambil membawa gerobaknya ke arah rumah Ima) Ima : “Kok loh sih? Bukan abang yang biasa” (heran dan kaget) Hari : “Abang yang mana ya neng? Oh, saya mah orang baru atuh neng” Ima : “Orang baru, emm gue beli yang ini deh. Berapa?” Hari : “8 ribu aja neng” Ima : “Nih uangnya, kembaliannya ambil” (ketus) Hari : “Bukannya uangnya cukup neng ?” (sambil memandangi wajah Ima yang cantik jelita) Ima : “Nah itu lo tau” (sambil berjalan ke rumah) Hari : “Uh jantung gue, deg deg seer kayak es doger” Ima lalu masuk ke rumah Mami : “Udah siap beli biskuit nya?” Ima : “Udah, tapi Mi penjualnya beda dari yang biasa. Katanya sih pedagang baru” Indah : “Yaudah, ngapain itu dipikirin” Alma : “Ga penting juga” Ima : “Ia juga yah” Mami : “Udah sore, kalian ga pulang?” Ima : “Ih Mami mau ngusir mereka?” (marah) Mami : ”Bukan gitu, ntar orangtua mereka nyariin” Indah : “Kar, Tan kami pulang dulu ya” Alma : “Sampai jumpa besok jangan sedih lagi ya , dont miss me” Mami : “Titi dj ya” Malamnya Hari curhat sama Ansyori tentang Ima, dia suka pada pandangan pertama kepada Ima. Hari : “Syor, lo tau ga cewek manis diblok sebelah?” Ansyori : “Cewek yang mana? “ Hari : “Itu, cewek yang tinggal di rumah gede warna coklat? Rumahnya aja bagus apalagi orangnya duuh” Ansyori : “Oh, itu namanya Ima dia temen sekampus gue” (sambil mengingat) Kenapa? Hari : “Yah lo, masa ga ngerti sih?” Ansyori : “Jangan bilang lo suka sama dia” Hari : “Tapi kenyataanya ia tuh” Ansyori : “Ha? Yakin lo?” Hari : “Kenapa? Karena gue seorang penjual biskuit, ada larangan?” (sedikit membentak) Ansyori : “Ya ga masalah sih “ Hari : “Lo harus bantuin gue buat deket sama Ima ok? “(seraya jalan ke kamar untuk tidur) Ansyori : “Gue ga yakin ini berhasil” (sambil mengikuti Hari) Hari : “Gue denger (berbalik), mmm.. gimana kalau gue ikutan aja ke kampus lo ?” Ansyori : “Ga!!” (marah dan masuk ke kamar) Hari bingung dan mengikuti Dikampus.. Ansyori sedang asik mengobrol dengan Indah dan Alma, mereka sahabatan sejak dari SMA. Sedangkan Ima latihan vocal. Tiba tiba muncul Hari dari kejauhan Hari : “Hai “(tanpa rasa bersalah) Indah dan Alma : “Hai..” Ansyori : “Lo ngapain? Ko bisa nyampe disini?” (setengah berbisik) Alma : “Ini siapa Beng?” Ansyori : “Ini temen gua di kampung, dia baru pindah ke sini namanya Hari. Hari ini Alma dan Indah” Anya : “Oh gitu, ko bisa di kampus ini? Kuliah disini juga?” Hari : “Ga, gue kesini buat nyari Ima” Alma : “Ima? Ada hubungan apa lo sama Ima?” Hari : “Gue suka sama Ima” (semangat) Indah : “Gila banget nih orang, langsung bilang suka ckckck”(bergumam) Ansyori menjelaskan kenapa mereka bisa bertemu dan Hari memaksa Indah dan Alma untuk membantu dia mendapatkan Ima. Hari : “Yan, bisa bantu gue kan?” (sok akrab) Alma : “Emm, gimana yah?” Indah : “Iya aja, daripada Ima frustasi karena diputusin Billy. Kan ada penggantinya” Alma : “Tapi masa tukang biskuit gini?” Ansyori : “Plis, bantuin temen gue ini” (sedikit memelas) Indah dan Alma : “Oke lah” (ragu ragu) Hari : “yey, makasi temen temen” Rencana telah disusun, ketika Ima lewat Hari menghampiri Ima. Hari : “Hei, kamu eneng yang beli biskuit kemaren ya?” Ima : “Iya, kenapa?” Hari : “Eh kemarin uang kamu jatuh , jadi sekarang aku ingin mengembalikannya” Ima : “Oh, makasih. Untung yang nemuin orang yang jujur kayak kamu (didalam hati Ima bergumam, ternyata masih ada ya orang baik kayak dia walaupun dia miskin), oh ya nama gue Ima” (mengulurkan tangan) Hari : “Nama gue Hari, kamu mau pulangkan? Bareng yuk . .” Ima : “Ga deh, aku kalau pulang dijemput mami “ Hari : “Ya udah, sebelum mami kamu datang bolehkan aku nemenin nunggu” Ima dan Hari semakin akrab, dan ketika Mami Ima datang Mami : “Ima, ngapain sih duduk berdua sama dia?” (melihat Hari dengan sinis) Ima : “Ga ada salahnya kan Mi? Hari anaknya baik kok” Mami : “Tapi kan dandanannya kayak gitu, beda banget sama kamu. Ga pantes (emosi) ayo pulang” (menarik Ima ke mobil) Ima : “Hari, maaf ya” Hari : “Iya, ga apa kok” (tertegun) Walaupun cinta berat di orang tua , tetapi kedekatan Hari dan Ima membuat mereka makin cinta, namun hubungan mereka sangat ditentang mami Ima. Alma : “Tok tok tok” (mengetuk pintu) Mami : (membuka pintu) “Ia, eh Alma dan Indah.” Indah : “Imanya ada kan Tan?” Mami : “Ada didalam, silakan masuk” Alma : ”Makasih Tan..” Tiba-tiba Hari datang Alma : (berbisik ke Mami) “Tan , kami lagi ngejodohin cowok ini sama Ima” Indah : “Naaah itu Hari” Mami : “Apaa ?? Tukang biskuit ini ??” Hari :” Eh mami “(nyalamin Mami) Mami : (melepaskan tangan secara paksa) Hari : “Nih souvenir dari Arab” (sambil memegang kaleng biskuit) Mami : “Apaan dari arab ? Warung sebelah aja ada biskuit murahan gini” Ima : “Eh Harii , udah lama ? Yok capcuuss” Alma : “Kami pergi dulu Tan” Indah : “Bye Taan” Mami : “Eh, Ima kamu ga boleh pergi sama tukang biskuit itu!!” Ima : “Yok cepetan kabur” Hari : “Ga, kita ga boleh kabur kabur gini. Aku serius sama kamu aku rela kok dimarahin sama mami kamu. Ini demi cinta kita” Ima : “Tapi..” Mereka pun masuk ke rumah Mami : “Eh kamu berani ya bawa kabur anak saya” Hari : “Ga Tante, kami ga mau kabur. Kami justru akan membuktikan kesungguhan kami” Mami : “Ga, Mami ga setuju” Ima : “Tapi aku cinta bang Hari mi ..”(memegang tangan Hari) Mami : “Cinta? Ngerti apaan kalian tentang cinta?” Alma : “Kenapa sih Tante tentang hubungan mereka?” Mami : “Jelaslah, kerjaannya aja cuma dagang biskuit mana mungkin sama Ima anak konglomerat kaya..” Hari :”Baik Tan, saya akan membuktikan kalau saya pantas dengan Ima” (emosi) Mami : “Heh, buktiin aja” (sombong) Hari meninggalkan rumah Ima ia benar benar tersakiti karena kata kata Mami Ima sementara di rumah Ima . Ima : “Mi, plis terima Hari” (memohon) Mami : (hanya diam) Indah : “Tolong Tan, Tante ga kasian liat Ima” Alma : ”Hari itu cowok yang baik yang bisa menjaga Ima” Mami : ”Oke, kalau dia bisa membuktikan kalau dia bisa membahagiakan Ima” Keesokan harinya , Hari kembali berjualan biskuit , ia tak mengenal kata pantang mundur Hari : “Eh gue punya taktik baru supaya dagangan gue cepet laku” Ansyori : “Gimana ?” Hari pergi berjualan dan Ansyori melihatnya dari kejauhan Hari : “Biskuit Biskuiit , yok semua beli biskuit , ayo kita semua makan biskuit” (goyang biskuit) Ansyori : “Waah ide bagus nih upload Youtube aah” Ansyori : (menghampiri Hari) eh Hari , gua cabut dulu yah , eh ide lo boleh juga” Beberapa minggu kemudian tepatnya pada pagi hari , banyak orang2 berkumpul di depan kost Ansyori dan Hari . Tiba – tiba datang panggilan dari berbagai perusahaan biskuit dan mengajaknya untuk bergabung bersama dia karena melihat video goyang biskuit yang di upload oleh Ansyori. Akhirnya Hari bergabung dengan perusahaan “BaJay” Bakrie Jay . Alma dan Indah menghampiri kontrakan Hari dan…. Alma : “Ngapain sih Hari? Kontrakan lo mau dibakar yaa ?” Hari : “Enak aja lu , sekarang gue udah jadi pemilik perusahaan terkenal sejagat desa “BaJay” Bakrie Jay” Indah : “Seriuuss ??” Hari : “Yaelah ga punya internet ya ? NDESHO ! “ Alma : “Emm, berarti lo udah bisa dong ngebuktiin sama Maminya Ima kalau lo itu udah terkenal” Indah : “Dan lo bisa dapetin restunya Mami Ima” Hari : “Oh ia, kita langsung ke rumahnya Ima aja yok” Indah dan Alma sampai dirumah Ima dengan nafas terengah engah Indah : “Tante tante” Alma : “Tante udah tau kan kalau pacarnya Ima , Hari udah terkenal dan punya BaJay” Mami : ”BaJay?” Anya : “Iya, itu Bakery Jay. Pemilik Perusahaan terkenal itu , Tan” Dihalaman depan rumah Ima terdengar suara ribut Hari : “Ima Ima” (berlari lari) Ima : “Bang Jay” (menengok melalui jendela) Mami : “Itu kenapa sih ribut ribut diluar?” Ima : “Kita keluar aja Mi (Ima dan mami berjalan ke luar) Ima membuka pintu” Hari : (berlutut) “Ima, kupinang kau dengan biskuit” (sambil melirik ke arah Mami Ima) Mami : “Mami setuju kok” Ima : “Aaa, makasi Mi” (senyum bahagia) Akhirnya Hari dan Ima mendapatkan restu dari Mami Ima dan hidup bahagia. Cinta tak perlu hal hal yang besar, mewah, dan elegan, cinta dapat dimulai dari hal yang kecil seperti biskuit yang dibutuhkan hanya ketulusan cinta saja .
0 komentar: